logo

Bingung Cari Makam Akibat Gagal Faham "Social Distancing"


"Jauhi penyakitnya, bukan orangnya" sebuah istilah kuno, yang menurut penulis harus dipahami dan dipegang erat-erat, ditengah galaknya penyebaran virus Corona (Covid-19). 

Di awal April kemarin kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang rencana pembebasan 30.000 Narapidana (Napi), demi hindari penyebaran covid-19. Namun ini benar sebuah upaya pemerintah untuk menangkal si covid-19 ini, atau memang ada maksud yang lain, sebab memang belum ada setudy kasus dari Napi yang terjangkit virus asal China ini. 

Jika kita lihat data per 7 April sudah hampir 3.000 orang positif corona, dan 200 orang lebih meninggal, akibat keganasan dari virus ini. Tentu kehadiran covid-19 di Indonesia, menjadi sebuah momok yang menakutkan. Sebab kita semua tahu bagaimana virus ini dapat membunuh seseorang yang dijangkitnya dalam hitungan hari. Sontak banyak sektor yang terganggu akibat dari penyebaran covid-19, ekonomi, pendidikan, keagamaan, sosial dan sektor lainya. 

Jelas dengan budaya dan kebiasaan masyarakat kita, dengan munculnya kebijakan Social Distancing sangatlah jauh terbalik dengan budaya kita. Sebab Indonesia merupakan Negara yang dikenal ramah, serta kental dengan kegiatan sosial. Namun dengan munculnya kebijakan ini, maka kita diharuskan untuk menjaga jarak sosial dengan sesama, dan juga melakukan segala kegiatan dirumah, baik kerja, belajar dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah rantai penyebaran virus corona dimasyarakat. 

Nampaknya ada sebagian masyarakat yang masih gagal faham tentang istilah "Social Distancing", sehingga muncul anomi di beberapa daerah. Seorang perawat di Banten diusir oleh pemilik kost, hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan, sebab perawat ini mengurus pasien yang postif terjangkit covid-19, sontak perawat ini pun tidur dan menginap di RS. Bahkan di Banyumas Jawa Tengah mobil ambulans yang membawa jenazah positif corona, dihadang oleh masyarakat dan diusir secara paksa oleh warga. Bahkan jenazah pasien covid-19 yang sudah dikuburkan pun harus di bongkar, dikarenakan mendapat penolakan dari warga setempat, padahal proses pemakaman jenazah sudah sesuai dengan SOP kesehatan.
Ada yang menarik dibalik pembongkaran makam di Banyumas ini, sebab dalam proses pembongkaran makam, Bupati Banyumas ikut turun langsung untuk menggali makam tersebut. Hal ini sengaja dilakukan untuk memberi pencerahan kepada masyarakat setempat, bahwa mayat yang tadinya terjangkit covid-19 tidak dapat menularkan virus asal China ini. 

Banyak tindakan masyarakat yang sudah diluar batas, bahkan di Medan ada salah satu desa yang secara terang-terangan memasang banner yang bertuliskan, "Kami menolak keras korban covid-19 yang meninggal", dan yang terbaru hari ini (Selasa, 7 April) seorang perawat di Aceh juga di usir oleh warga, akibat telah merawat pasien covid-19 di rumah sakit, dan orang-orang yang mendapat diskriminasi tersebut tidak semua merupakan positif covid-19, melainkan sebagian Negatif Covid-19, bahkan ada yang sampai meminta surat bebas corona, supaya bisa kembali kerumah. 

Warga di kabupaten Banyumas, Jawa tengah usir Ambulans yang membawa Jenazah Covid-19

Hal diatas merupakan beberapa kejadian yang penulis coba jelaskan, yang pasti masih banyak stigma lain yang berkembang di masyarakat. 

Agar kita tidak gagal faham terkait Social Discanting, mari sedikit kita bahas sebelum tulisan ini saya tutup. Social Distancing sendiri adalah sebuah upaya untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran wabah penyakit, dengan menjaga jarak dan mengurangi interaksi sosial secara langsung, yang di ajurkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) adalah menjaga jarak 1 meter dengan orang lain. 

Sungguh disayangkan malah bermunculan stigma di tengah pandemi virus Covid-19. Jika sampai terjadi pengusiran dan bahkan penolakan pemakaman, ini merupakan sebuah hal yang sangat berlebihan. Bisa kita bayangkan jika kita atau keluarga kita terjangkit oleh virus corona, kemudian mendapatkan diskriminasi oleh lingkungan. Sungguh sangat memilukan pastinya, sebab virus ini tidak akan menjangkit orang lain kecuali karena kontak langsung atau menyentuh sesuatu yang sudah disentuh sebelumnya oleh orang yang terjangkit virus ini, toh orang yang postif covid-19 juga dikarantina oleh rumah sakit, tidak mungkin kluyuran kemana-mana. Jika memang ingin mencegah lakukan apa yang diajurkan oleh pemerintah. 

Yang harus kita fahami juga bahwa mayat pun yang tadinya terjangkit covid-19 tidak akan menyebabkan penyebaran virus corona, sebab virus ini hidup dengan inangnya, jika inangnya mati, maka virus ini pun juga akan mati. Begitulah penjelasan dari Kepala Departemen Farensik dan Medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya, dr.Edi Suyanto,Spf, SH, MH. 

Justru di tengah wabah virus yang kian menjamur ini, kita harus memperkuat ikatan sosial kita untuk saling bantu membantu, namun dengan cara yang berbeda, yakni dengan apa yang sudah dianjurkan oleh pemerintah, jaga jarak, menggunakan masker ketika keluar rumah dan lain-lain. Sebab manusia sendiri adalah mahluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain, "Sakit membutuhkan obat, dan orang yang sakit pun butuh orang yang sehat untuk menyembuhkan", mungkin itu adalah istilah yang bisa kita renungkan bersama-sama.

Jika stigma ini terus berkembang, maka orang yang meraskan gejala covid-19 pasti enggan untuk memeriksakan dan akan tertutup, karena takut mendapat diskriminasi dari lingkungan jika ia positif terjangkit covid-19, dan kemungkinan penyebaran virus ini makin meningkat.

Tentu dengan adanya wabah penyakit ini, kita harus mempererat hubungan dan saling bantu satu sama lain, namun dengan cara yang dianjurkan, agar kehidupan sosail kita tetap berjalan dan covid-19 dapat di hentikan. Semoga dengan celotehan tulisan ini kita bisa bersama-sama memahami apa itu Social Distancing, agar tidak gagal faham lagi dan kemudian virus ini bisa hilang dari bumi pertiwi kita, sebab diperkirakan virus ini akan terus berkembang.

Penulis: Nur Ihsanuddin

Tags

advertisement centil

This Website is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment for CERDIK-ID.COM.